Hello blog.. saya mengucapkan salam kepada blog, kalo salam ke pembaca, itu lain urusan. Halo para pembaca sekalian, apa kabar anda hari ini? Baik-baik saja saya harap. Nah, itu baru saya menyapa para pembaca, urusan menyapa blog tak lagi jadi soal (karena sudah saya sapa lebih dulu.)
Ah, apa lagi yang akan saya tulis kali ini? ah, terserah saya saja lah mau menulis apa. Wong ini blog punya saya kok. Tapi, masalahnya, saya mau nulis apa? dan tetap saja masalah itu menjadi masalah saya, bukan masalah para pembaca. Lah wong anda tinggal baca saja.
Baiklah, mulai serius ah sekarang. Masih mengenai seni tulis menulis. Beberapa waktu lalu, saya sempat bertanya kepada dosen saya tentang bagaimana cara menulis yang baik. Terus terang terang terus, saya juga agak sedikit bingung dengan standar penulisan.. yang sering membuat saya bingung adalah tulisan seperti apakah yang dikategorikan sebagai tulisan yang bagus?
Paling tidak, setelah saya bertanya kepada sang dosen, saya menemukan hal menarik yaitu, limitasi.
Ternyata, limitasi dalam tulisan itu sangat penting. Dengan adanya limitasi, diharapkan bahwa tulisan tersebut menjadi tersegmentasi dan memiliki pangsa pasar nya sendiri. Bukan, yang saya maksud bukan tulisan yang komersial dan dijual di toko buku. Tetapi yang saya maksud dengan 'pangsa pasar' adalah bahwa tulisan tersebut memiliki para pembacanya sendiri. Seperti para remaja dan serial teenlit nya, para komikers dengan komiknya, para penggila bokep dengan hasil karya stensilannya, dan segala macamnya lagi.
Limitasi juga memudahkan penulis untuk menentukan akan dibawa ke genre apakah tulisannya itu. Penulis jadi lebih bisa berkonsentrasi akan tulisannya. Apakah ia ingin menulis karya yang berhubungan dengan politik? Apakah ia ingin menulis karya yang berhubungan dengan ekonomi? Apakah ia ingin menulis karya yang berhubungan dengan fiksi, non fiksi dan segala macam lainnya. Setelah penulis mensegmentasikan tulisannya, sekarang tinggal para pembaca yang memutuskan apakah ia ingin membaca karya tersebut atau tidak.
Yah, kira-kira cukup segini dulu artikel saya mengenai seni tulis menulis dan cukup segini dulu penjelasan saya mengenai limitasi. Memang, terkesan menggantung, tapi saya hanya membatasi panjang tulisan saya agar orang yang membacanya tidak bosan dan malah ngantuk duluan ketika baca tulisan saya kali ini.
Oh, apabila ada yang bertanya apakah saya melimitasi blog saya ini? saya rasa tidak. Saya belum se-idealis itu untuk mensegmentasikan tulisan saya ke dalam suatu bidang yang spesifik. Oh, dan tentu saja, setelah saya pikir-pikir lagi, limitasi juga salah satu unsur yang membuat tulisan itu menjadi 'bagus'.
Tapi tentu saja, 'bagus' atau 'tidak bagusnya' suatu tulisan bergantung kepada penilaian pembaca.
Ah, apa lagi yang akan saya tulis kali ini? ah, terserah saya saja lah mau menulis apa. Wong ini blog punya saya kok. Tapi, masalahnya, saya mau nulis apa? dan tetap saja masalah itu menjadi masalah saya, bukan masalah para pembaca. Lah wong anda tinggal baca saja.
Baiklah, mulai serius ah sekarang. Masih mengenai seni tulis menulis. Beberapa waktu lalu, saya sempat bertanya kepada dosen saya tentang bagaimana cara menulis yang baik. Terus terang terang terus, saya juga agak sedikit bingung dengan standar penulisan.. yang sering membuat saya bingung adalah tulisan seperti apakah yang dikategorikan sebagai tulisan yang bagus?
Paling tidak, setelah saya bertanya kepada sang dosen, saya menemukan hal menarik yaitu, limitasi.
Ternyata, limitasi dalam tulisan itu sangat penting. Dengan adanya limitasi, diharapkan bahwa tulisan tersebut menjadi tersegmentasi dan memiliki pangsa pasar nya sendiri. Bukan, yang saya maksud bukan tulisan yang komersial dan dijual di toko buku. Tetapi yang saya maksud dengan 'pangsa pasar' adalah bahwa tulisan tersebut memiliki para pembacanya sendiri. Seperti para remaja dan serial teenlit nya, para komikers dengan komiknya, para penggila bokep dengan hasil karya stensilannya, dan segala macamnya lagi.
Limitasi juga memudahkan penulis untuk menentukan akan dibawa ke genre apakah tulisannya itu. Penulis jadi lebih bisa berkonsentrasi akan tulisannya. Apakah ia ingin menulis karya yang berhubungan dengan politik? Apakah ia ingin menulis karya yang berhubungan dengan ekonomi? Apakah ia ingin menulis karya yang berhubungan dengan fiksi, non fiksi dan segala macam lainnya. Setelah penulis mensegmentasikan tulisannya, sekarang tinggal para pembaca yang memutuskan apakah ia ingin membaca karya tersebut atau tidak.
Yah, kira-kira cukup segini dulu artikel saya mengenai seni tulis menulis dan cukup segini dulu penjelasan saya mengenai limitasi. Memang, terkesan menggantung, tapi saya hanya membatasi panjang tulisan saya agar orang yang membacanya tidak bosan dan malah ngantuk duluan ketika baca tulisan saya kali ini.
Oh, apabila ada yang bertanya apakah saya melimitasi blog saya ini? saya rasa tidak. Saya belum se-idealis itu untuk mensegmentasikan tulisan saya ke dalam suatu bidang yang spesifik. Oh, dan tentu saja, setelah saya pikir-pikir lagi, limitasi juga salah satu unsur yang membuat tulisan itu menjadi 'bagus'.
Tapi tentu saja, 'bagus' atau 'tidak bagusnya' suatu tulisan bergantung kepada penilaian pembaca.