Ada yang suka nonton tayangan-tayangan paranormal? seperti uka-uka, atau apalah itu?? apakah anda percaya? Dahulu sekali, saya termasuk orang yang sama sekali tidak percaya dengan hal-hal mistis seperti itu. Buat saya waktu itu, hal-hal mistis adalah cuman sekedar omong kosong belaka. Tidak ada yang namanya makhluk halus atau sejenisnya.
Kemudian, pendirian saya berubah, karena entah mengapa kalau saya berjalan sendirian saya suka merinding tidak jelas, tengkuk jadi dingin, dan berbagai hal lainnya yang pada intinya merubah pendirian saya yang tadinya tidak percaya sama sekali menjadi percaya-gak-percaya. Tapi sekarang, saya percaya. Saya percaya kalau yang namanya makhluk di luar dimensi kita, manusia, memang ada. Dan itu adalah salah satu ciptaan Ilahi. Beginilah ceritanya:
Beberapa hari lalu, sepulang mengantarkan salah seorang teman melamar, saya berbincang-bincang sedikit dengan adik dari teman saya itu, sebut saja namanya M. Si M ini, kebetulan pernah jadi teman curhat saya ketika saya melakukan pencarian atas pegangan hidup saya. Saya pernah bilang sama dia, tolong jelaskan dengan bahasa yang universal. Ternyata dia masih ingat dengan permintaan saya itu dan kemudian ia berkata:
'Ma, lu pengen gue jelasin dengan bahasa yang universal kan? Kalo cara universal gue adalah, dengan bukti. Karena gue tau lu bukan orang yang gampang percaya kalo gak ada buktinya.'
Dan kemudian, teman si M mengeluarkan sebuah bungkusan kecil panjang. Begitu dibuka, saya melihat ada 2 benda berbentuk seperti bagian dari tanaman yang biasanya menjuntai-juntai, ( bentuknya seperti tanaman benalu yang berwarna kuning, yang seperti benang2 gitu deh saya tidak tahu nama tanamannya apa,) tapi benda yang ada di hadapan saya ini memiliki diameter yang lebih besar, dan berwarna kemerahan) Dan kemudian si M bertanya kepada saya:
'Menurut lu ini apa Ma?'
Saya jawab seperti akar tumbuh-tumbuhan, berdasarkan pengelihatan saya, dan dari teksturnya serta bentuknya. Akan tetapi dia kemudian memberikan jawaban yang sedikit mengejutkan saya:
'Akar tanaman ya? Oke. Sekarang gini, boleh gak kalo gue bilang 2 helai benda yang ada di depan lu ini adalah bulu Jin?'
Serta merta, saya kaget. Dua benda yang ada di hadapan saya itu dibilang bulu jin. Di satu sisi, saya tidak percaya, masa sih? itu bulu jin? bukannya bulu itu seharusnya tipis, dan pendek? tapi ini kok diameternya lebar sekali untuk ukuran bulu? dan panjang sekali untuk dikategorikan sebagai bulu? Tapi di sisi lain, bukanlah tidak mungkin kalo itu memang bulu jin, karena seperti yang saya bilang di awal, antara percaya-gak-percaya.
Saya bilang sama si M: 'Ah, masa sih??' dan dia kemudian menuangkan air ke dalam pisin kecil tempat tatakan cangkir sembari berkata 'Sekarang liat ya, gue tunjukin buktinya.'
Dan sayapun melihat satu kejadian yang menurut saya sangat di luar nalar dan logika. Dua benda itu bergerak-gerak sendiri, seperti berenang. Yep, bergerak. dari titik satu ke titik lainnya, lalu saling melilitkan diri, kemudian lepas lagi, dan tetap berenang. Hati saya mencelos, keringat dingin menjalar, tengkuk merinding.
Kemudian si M mengangkat dua benda itu dan meminta saya untuk memegangnya dengan jari. Lalu saya merasakan satu hal yang juga di luar nalar. Kedua benda itu bergerak-gerak sendiri, kemudian saya melihat dua benda itu melilit-lilit lagi, menjadi satu dan kemudian lepas lagi. Yep. Benda itu memang bergerak sendiri, saya hanya memegangnya tanpa menggunakan tenaga. Saya juga merasakan sensasi menggelitik yang ditimbulkan oleh gerakan dua benda itu. Tengkuk saya tambah merinding, dan banyak keringat dingin.
Setelah puas melihatnya, kemudian si M bilang sama saya, 'yang lu liat ini adalah bulu kaki, nah, yang jadi pertanyaannya: bulu kakinya aja segede itu, badannya segede apa coba? Coba bandingin sama manusia? Sekarang gue tanya lagi, Jin itu ciptaanNya, coba lu bayangin bagaimana besarnya Dzat yang menciptakan kita, manusia, dan Jin yang bulunya udah lu liat tadi?'
Dan kemudian dia memberikan analogi:
Dan saya pun termenung. Saya merasa kecil. Lebih kecil dari biji padi.
Dan.. yah.. saya pun merasa yakin. Yakin kalau Tuhan itu memang Maha Kuasa. Tuhan itu Maha Pencipta. Terus terang, pengalaman saya kali ini bagaikan wisata rohani yang benar-benar saya alami sendiri. Setelah dari situ, saya kemudian membuka kitab, dan kemudian saya menemukan firmanNya yang menyangkut eksistensi hal-hal yang berada di luar nalar. Di luar ranah dimensi ketiga, tempat kita, manusia berada. Ini yang berhasil saya dapatkan:
Kemudian, pendirian saya berubah, karena entah mengapa kalau saya berjalan sendirian saya suka merinding tidak jelas, tengkuk jadi dingin, dan berbagai hal lainnya yang pada intinya merubah pendirian saya yang tadinya tidak percaya sama sekali menjadi percaya-gak-percaya. Tapi sekarang, saya percaya. Saya percaya kalau yang namanya makhluk di luar dimensi kita, manusia, memang ada. Dan itu adalah salah satu ciptaan Ilahi. Beginilah ceritanya:
Beberapa hari lalu, sepulang mengantarkan salah seorang teman melamar, saya berbincang-bincang sedikit dengan adik dari teman saya itu, sebut saja namanya M. Si M ini, kebetulan pernah jadi teman curhat saya ketika saya melakukan pencarian atas pegangan hidup saya. Saya pernah bilang sama dia, tolong jelaskan dengan bahasa yang universal. Ternyata dia masih ingat dengan permintaan saya itu dan kemudian ia berkata:
'Ma, lu pengen gue jelasin dengan bahasa yang universal kan? Kalo cara universal gue adalah, dengan bukti. Karena gue tau lu bukan orang yang gampang percaya kalo gak ada buktinya.'
Dan kemudian, teman si M mengeluarkan sebuah bungkusan kecil panjang. Begitu dibuka, saya melihat ada 2 benda berbentuk seperti bagian dari tanaman yang biasanya menjuntai-juntai, ( bentuknya seperti tanaman benalu yang berwarna kuning, yang seperti benang2 gitu deh saya tidak tahu nama tanamannya apa,) tapi benda yang ada di hadapan saya ini memiliki diameter yang lebih besar, dan berwarna kemerahan) Dan kemudian si M bertanya kepada saya:
'Menurut lu ini apa Ma?'
Saya jawab seperti akar tumbuh-tumbuhan, berdasarkan pengelihatan saya, dan dari teksturnya serta bentuknya. Akan tetapi dia kemudian memberikan jawaban yang sedikit mengejutkan saya:
'Akar tanaman ya? Oke. Sekarang gini, boleh gak kalo gue bilang 2 helai benda yang ada di depan lu ini adalah bulu Jin?'
Serta merta, saya kaget. Dua benda yang ada di hadapan saya itu dibilang bulu jin. Di satu sisi, saya tidak percaya, masa sih? itu bulu jin? bukannya bulu itu seharusnya tipis, dan pendek? tapi ini kok diameternya lebar sekali untuk ukuran bulu? dan panjang sekali untuk dikategorikan sebagai bulu? Tapi di sisi lain, bukanlah tidak mungkin kalo itu memang bulu jin, karena seperti yang saya bilang di awal, antara percaya-gak-percaya.
Saya bilang sama si M: 'Ah, masa sih??' dan dia kemudian menuangkan air ke dalam pisin kecil tempat tatakan cangkir sembari berkata 'Sekarang liat ya, gue tunjukin buktinya.'
Dan sayapun melihat satu kejadian yang menurut saya sangat di luar nalar dan logika. Dua benda itu bergerak-gerak sendiri, seperti berenang. Yep, bergerak. dari titik satu ke titik lainnya, lalu saling melilitkan diri, kemudian lepas lagi, dan tetap berenang. Hati saya mencelos, keringat dingin menjalar, tengkuk merinding.
Kemudian si M mengangkat dua benda itu dan meminta saya untuk memegangnya dengan jari. Lalu saya merasakan satu hal yang juga di luar nalar. Kedua benda itu bergerak-gerak sendiri, kemudian saya melihat dua benda itu melilit-lilit lagi, menjadi satu dan kemudian lepas lagi. Yep. Benda itu memang bergerak sendiri, saya hanya memegangnya tanpa menggunakan tenaga. Saya juga merasakan sensasi menggelitik yang ditimbulkan oleh gerakan dua benda itu. Tengkuk saya tambah merinding, dan banyak keringat dingin.
Setelah puas melihatnya, kemudian si M bilang sama saya, 'yang lu liat ini adalah bulu kaki, nah, yang jadi pertanyaannya: bulu kakinya aja segede itu, badannya segede apa coba? Coba bandingin sama manusia? Sekarang gue tanya lagi, Jin itu ciptaanNya, coba lu bayangin bagaimana besarnya Dzat yang menciptakan kita, manusia, dan Jin yang bulunya udah lu liat tadi?'
Dan kemudian dia memberikan analogi:
'Sekarang lu liat gelas ini, lu bisa liat gak?' sembari menunjuk gelas yang letaknya sekitar 1 meter di depan saya. Saya jawab 'bisa'. Lantas dia bertanya, 'kalau ini gelas gue taruh 500 meter dari lu, jelas gak gelasnya?' saya jawab 'boro-boro'. Lalu dia bilang lagi: 'Sekarang kita lihat elang, dari jarak yang sedemikian jauhnya anak ayam segede piyik bisa keliatan. Itu elang, sekarang liat burung hantu, di malem yang gelap gulita, tikus segede piyik kelihatan jelas, di mana kita, manusia, dan elang yang matanya setajam itu juga gak bakalan bisa ngelihat sebaik burung hantu pas malam tiba. Pertanyaan gue lagi, bagaimana dengan pengelihatan yang dimiliki oleh Dzat yang menciptakan itu semua??'
Dan saya pun termenung. Saya merasa kecil. Lebih kecil dari biji padi.
Dan.. yah.. saya pun merasa yakin. Yakin kalau Tuhan itu memang Maha Kuasa. Tuhan itu Maha Pencipta. Terus terang, pengalaman saya kali ini bagaikan wisata rohani yang benar-benar saya alami sendiri. Setelah dari situ, saya kemudian membuka kitab, dan kemudian saya menemukan firmanNya yang menyangkut eksistensi hal-hal yang berada di luar nalar. Di luar ranah dimensi ketiga, tempat kita, manusia berada. Ini yang berhasil saya dapatkan:
- "Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Allah)." (QS. 51:56)
- “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27).
Inilah akhir dari postingan saya kali ini. Semoga bisa menjadi renungan kita semua.
P.S: Ini adalah kejadian yang nyata, yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.
P.P.S: Sebenarnya, saya juga ditantang untuk melihat yang namanya Jin secara langsung. Tapi saya menolaknya karena jujur saya belum siap mental. Nanti kalau saya sudah siap mental, insya Allah saya akan minta teman saya itu menemani saya untuk melihat si empunya bulu itu tadi, dan saya pasti akan share di sini.
P.P.P.S: Mana bulu jin-nya? gak ada gambar berarti hoax. Sori, saya tidak berani untuk menampilkannya. Takut dibilang musyrik, lagian, apa yang saya alami itu hanya sebagai sarana saya untuk menyaksikan sendiri kebesaran Sang Pencipta.