Agnostik

Agnostik.. seseorang yang masih mempercayai keberadaan Tuhan, tetapi bingung untuk mendekati Dia melalui jalan yang mana. Ya, saya adalah seorang agnostik.. entah sudah berapa lama saya menjadi seorang agnostik. Akan tetapi, bukanlah tidak berdasar mengapa saya menjadi seorang agnostik.. Dasar utama saya menjadi seorang agnostik adalah karena saya ingin menemukan Dia karena saya MEMANG MENCARI-NYA.

Agama, kata orang, itu merupakan jalan hidup.. memang. saya juga setuju terhadap pendapat tersebut.. akan tetapi, saya mempunyai pendapat bahwa sejauh saya hidup, dan memiliki pengetahuan yang cukup (cukup, untuk bisa merelevansikannya dengan keadaan yang ada) tentang agama, bahwa agama hanya dijadikan sekedar alat politik yang dipergunakan oleh oknum yang ingin mencapai tujuannya. Alat politik yang tidak bisa diganggu gugat. Apabila kita mengganggu gugat, maka kita sama dengan melawan Tuhan.

Dan itulah satu alasan lagi mengapa saya memutuskan untuk menjadi seorang agnostik..

Sewaktu saya kuliah di tingkat pertama, dosen kewarganegaraan saya ketika akan menjelaskan materi kehidupan beragama di Indonesia, memberikan pertanyaan yang cukup membuat saya bingung:

Dosen: Anda agamanya apa pak?
Saya: X pak.


begitulah saya menjawab dengan mantap. tanpa penuh keraguan. Akan tetapi beliau bertanya kembali:

Dosen: Mengapa anda memeluk X?
Saya: ...


Dan saya terdiam, mencari jawaban mengapa saya memeluk X. Begitu juga dengan teman saya yang beragama Y.

Dari situ, saya mulai menyadari bahwa agama yang saya peluk itu adalah sebagai BAWAAN LAHIR. Saya mengakui, saya memang memeluk x karena saya terlahir dari seorang ayah yang beragama X dan ibu yang juga beragama X.

Lantas saya mulai berpikir.. kenapa?? dan saya pun mulai mempunyai keinginan untuk MENCARI-NYA, atas keinginan saya sendiri. Ya, saya ingin mencari Dia, Sang Penguasa Jagad Raya karena keinginan saya sendiri. Bukan karena terdoktrinasi oleh didikan turun menurun yang diestafetkan dari generasi ke generasi. Bukan karena konsep bahwa agama adalah sesuatu yang dibawa dari lahir.

Ada orang yang bilang bahwa agama bukanlah sesuatu untuk dipertanyakan. Karena memang sudah begitulah adanya. Namun, saya kurang setuju dengan pendapat orang itu karena pasti ada alasan mengapa Tuhan menciptakan lebih dari 1 milyar manusia di Bumi dan juga menciptakan bermacam-macam pintu untuk mendekati-Nya.

Ada orang bilang, tanyakan saja kepada yang ahlinya.. Tapi, saya lagi-lagi bingung. Karena sekarang ini banyak orang yang mengaku ahli terhadap agamanya, akan tetapi pada akhirnya, jawaban-jawaban yang diberikan hanya berujung kepada fanatisme sempit yang terkesan lebih me-marketing kan agama yang dia anut.

Marketing? Hey, agama bukanlah sesuatu yang bisa diperjual belikan..

Saya butuh orang yang netral, dan bisa menjawab segala pertanyaan saya dengan bahasa yang universal. Bukan dengan jawaban yang pada ujungnya hanya mengunggulkan agama yang dia anut sembari menjelekkan agama yang lain dan yang paling parah, mengarahkan saya menjadi seorang fanatik dengan fanatisme tidak berdasar. Saya rasa di jaman sekarang ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak orang yang terlihat ahli, tetapi sebenarnya tidak. Baru memahami seujung jari, merasa sudah memahami satu badan..

Saya sudah bosan dengan orang-orang munafik yang mengatas namakan agama untuk mencapai tujuan dan keuntungannya sendiri. Saya sudah bosan dengan orang-orang munafik yang mencap saya sebagai orang yang durhaka kepada Tuhannya karena saya tidak melakukan ritual di hari raya tertentu, sementara di sisi lain, orang yang mencap saya durhaka itu, sehari setelah melakukan ritual hari raya, kembali menjalani profesinya sebagai seorang pemabuk yang juga doyan buang teh macan sana sini.

Entahlah, terkadang saya merasa iri dengan orang-orang lain yang kehidupan beragamanya adem ayem saja.. tetapi tampaknya rasa keingintahuan saya lebih besar.. ya, saya hanya tidak ingin kalau agama yang saya anut hanya saya terima dengan saklek.. baku.. dan kaku..

Tuhan, tolong saya.. saya ingin mendekati-Mu.. Tolong tunjukkan jalan mana yang terbaik menurutMu.. tolong tuntun saya.. ada seorang hambaMu yang sedang bingung.. karena hambamu ini ingin mendekatiMu dengan jalan yang sesuai dengan hatinya.. jalan yang bisa menjawab semua pertanyaanya.. yang ingin menemukanMu karena ia memang mencariMu..

Bali - part 2

Oke, balik lagi sama gue si beruang 1 yang lagi terdampar di Pulau Dewata, Bali. Setelah di postingan sebelumnya gue menjabarkan apa aja yang gue alamin waktu berangkat dari Bandung dan akhirnya sampai dengan selamat di Bali, sekarang bakalan gue lanjutin lagi catatan perjalanannya. Oke? here we go!


Bali, Daerah Sekitar Sunset Condotel Bali, Senin, 21 Desember 2009

Oke, di hari pertama, niatan gue adalah untuk mendapatkan cukup istirahat (tidur) karena badan gue asli ringsek abis. Lagian, kata tante gue, yang kebetulan menjadi EO pada liburan kali ini, di hari pertama ini kita emang gak ada jadwal. Jadi, yang mau istirahat, ya istirahat, mau jalan-jalan kemana ya juga terserah.. gak ada yang ngelarang.

Tapi, niatan gue buat istirahat berhasil di cegah sama si beruang 2. Dari pukul 06.00 WITA (05.00 WIB) dia udah bangun, dan memutuskan untuk berjalan-jalan. Dan akhirnya, gue ikutan. Ada satu kalimat yang keluar dari mulutnya dan bikin gue semangat untuk jalan-jalan pada saat itu juga:

Beruang 2: Ngapain lu jauh-jauh kemari kalo buat tiduran doang di kasur, abis itu internetan? RUGI!

Daaan akhirnya gue keluar dari hotel dengan semangat baru. Oiya, karena beda waktu 1 jam lebih awal, ketika gue liat jam di hape, itu menunjukkan waktu pukul 05.00 WIB, tapi di sini, matahari udah terang banget.. sementara kalau di Bandung, gue masih bisa tidur satu episode lagi.

Karena duit di dompet gue cuman ada sisa Rp. 5000,- maka hal pertama yang ada di otak gue adalah: nyari ATM MANDIRI (karena gue nabung di bank itu.) Nah, yang jadi permasalahan adalah: ATM MANDIRI SUSAH BANGET DI CARINYA!!
Harapan muncul ketika gue sama beruang dua masuk ke komplek Kuta Central Park - tempat semacem Ciwalk versi Bali. Tapi harapan pupus karena GAK ADA YANG NAMANYA ATM MANDIRI DI SANA!!






Align Center
Merana karena duit tinggal 5000 perak




Gaya dulu boss!!


Oke, kembali sakit hati, dan akhirnya gue sama beruang 2 berjalan..




dan berjalan teruus dan terus.. (sambil foto-foto dan nanya-nanya sama orang sekitar)





daaaan.. TADAAAA!! ~~



dan setelah entah berapa lama berjalan kaki (ya, jalan kaki) GUE DAN BERUANG 2 TIBA-TIBA NYASAR SAMPE PERBATASAN KUTA - DENPASAR!! (--")

FYI, tempat gue dan keluarga menginap masih berada di kawasan Kuta, di Jl. Dewi Sri lebih tepatnya. Saking niatnya nyari ATM MANDIRI, entah sudah berapa jauh gue sama beruang 2 berjalan-jalan (sambil menahan sakit hati karena ATM BCA lebih banyak bertebaran di tepi jalan dan di pom bensin) Beruntung si beruang 2 bisa ngambil duit karena ada ATM BNI.

Daan setelah gempor jalan-jalan, gue sama beruang 2 kembali ke hotel dengan kaki gempor, dan betis kenceng. (ah, well.. gak papa lah.. itung-itung olahraga di pagi hari, dan lumayan bisa narsis sedikit.. hehe..)



Welcome to Denpasar




Beruang 2 siap melahirkan.. :D


Bali, Toko KRISNA - OLEH-OLEH KHAS BALI, Senin, 21 Desember 2009

Ternyata, para keponakan gue pun bosan kalau diam terus di hotel, jadi, tante gue memutuskan untuk membawa mereka ke Pasar Seni Kuta buat mencari cinderamata. Kita pesen taksi, dan di tengah jalan, tante gue memutuskan untuk merubah tujuan *berdasarkan saran dari si supir taksi* menjadi ke toko yang namanya udah gue tulis di atas.

Ternyata, toko tersebut terletak tidak begitu jauh dari tempat kita menginap.. *dan gue sama beruang 2 melewati toko tersebut ketika berjalan-jalan sampe nyasar tadi*

Yaa seperti yang biasa para turis lakukan kalau bertemu toko cinderamata, KITA SEMUA PADA BLANJA-BLANJI. Oh, di toko ini, gue gak perlu khawatir duit jajan gue cepet habis karena barang-barang yang ada di situ sangat terjangkau. Yaa walaupun barang-barang yang ada di situ udah di label harga alias tidak ada yang namanya tawar menawar. But, it's okay!!








Bali, Pantai Semawang, Senin 21 Desember 2009

Abis dari toko souvenir, kita balik lagi ke hotel.. lalu sekitar pukul 04.00 WITA, kita pergi lagi ke Pantai Semawang buat nganterin keponakan-keponakan main kano. Pantai ini terletak gak begitu jauh dari Pantai Sanur. Pantainya lumayan bagus lah yaa.. tapi yang penting gue bisa menyalurkan hobi jepret-jepret gue dengan mencoba memotret langit yang dipenuhi semburat-semburat oranye ketika udah tiba waktunya matahari untuk tenggelam.




lumayan masih terang nih mataharinya..




daan inilah foto yang gue dapet kira-kira 20 menit kemudian..


Bagaimana? bagus? romantis?? yah.. setidaknya ketika gue ngelihat gambar ini, gue jadi pengen kalau seorang wanita yang gue tinggalkan di Bandung untuk berada di samping gue, dan jalan-jalan bareng menyusuri pantai.. :)

Ah, gue rasa sekian dulu buat apdet gue kali ini.. tuh kan.. gue jadi kangen lagi sama wanita itu ketika gue ngeliat foto jepretan gue sendiri... huaaaaa... kangen kamuuu..

See you around then.. :)

Bali - part 1

Gue tau, kalo gue adalah seorang penulis yang buruk. Lihat saja blog ini, sudah entah berapa bulan lalu saya terakhir posting di sini.. Ah, well.. tapi biarkan saja lah.. memang sedang tidak ada inspirasi untuk menulis.. mau diapakan dong?

Sekarang gue lagi ada di Bali.. kampung halaman gue.. terakhir kali gue ke sini sekitar 3 tahun lalu.. dan, yah.. karena kalau gue ke Bali selalu 'urus' oleh sama sodara-sodara gue, (dari penginapan, transport airport-rumah-hotel-jalan-jalan-hotel-airport lagi) maka gue gak begitu tahu apakah perubahan yang terjadi di kampung gue ini cukup signifikan ato enggak.

Hmm.. oke, tujuan gue nulis kali ini adalah untuk berbagi travel-log yang udah gue catet di kepala gue. Alright then.. kita mulai dari hari keberangkatan.


Bandung, Hussein Sastranegara, Minggu, 20 Desember 2009

Berangkat dari rumah tante gue, naik taksi, tidur di taksi sambil dengerin mp3 di hape, sampai di bandara, check-in, lewatin metal detector, digeledah petugas gara-gara gue lupa ngeluarin kunci dari dalem kantong celana, nunggu pesawatnya dateng sekitar 2 jam lebih, foto2 narsis sama keluarga, dan akhirnya gue naik di pesawat.



Narsis duluu...



Nah, ini pesawatnya..

Ketinggian lebih dari 2000 kaki, di atas laut, Minggu, 20 Desember 2009

Welcome aboard to A*r As*a. Oke, pesawatnya pake Boeing 737, dan sejauh pengetahuan dan pengalaman gue, pesawat itu 'luas-mampus' (well, pasti tahu kenapa gue pake tanda kutip kan?) Di dalam pesawat itu, ternyata ada dua beruang sirkus yang sedang bernostalgia naik pesawat terbang. Ya, mereka adalah gue, dan adik gue.



Beruang 1



Beruang 2


Sumpah, 'luas banget' tuh pesawat. Lengan gue sampe gak bisa dilipet, dan akhirnya gue nebeng naro lengan di bahu adik gue. *begini toh rasanya naik low-fare airline?* Di dalem pesawat itu juga ada tiga orang Malaysia-India yang kelakuannya norak abis.. ngeggodain pramugarinya gitu:

Orang Malay Item: Julie!! *teriak ke pramugari*
Pramugari: :-) *nyengir, sambil dalem hati bilang: nama gue bukan Julie ya!!* (ah, well, pramugari memang selalu dituntut untuk ramah terhadap para penumpangnya kan?)

Daaaaaann,, akhirnya gue landing di Bandara Ngurah Rai.. "Selamat datang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Waktu setempat menunjukkan pukul 19.30 WITA"



Mupeng.. udah lama gak pake Gar*da




Apalagi yang lagi parkir itu.. mupeng banget sumpah! ;)




Taxiing


and TA-DAAAA~~ WELCOME TO BALI DUDE!!



Beruang 1 narsis lagi..



Beruang 2 ikutan narsis..




and here we are.. cheese!! *duh.. hey, Mr. Photographer.. wrong position dude*


Hoah.. begitulah kira-kira kronologis dari gue berangkat, dan akhirnya gue sampai di Bali.. :) dalam postingan gue berikutnya, bakalan gue tulis apa yang gue alamin di hari pertama gue menjelajah daerah sekitar gue menginap bareng-bareng sama adik gue. Seeya around..


 

Copyright (c) 2013 Cerita Semprul All rights reserved | Dimodif sedikit oleh Bli Dharma | Sponsor: Free CSS Templates dan Free Blogger Template